Head

Breaking News

Tahuri: Bunyi Pertama yang Keluar dari Bumi


Tahuri di Maluku kita kenal sebagai perangkat adat yang digunakan sebagai alat penanda atau pemberitahuan sejak dulu.

Berbahan dasar kulibia atau kulit kerang, Tahuri masih tetap digunakan hingga saat ini di berbagai upacara adat.

Namun ada juga yang memanfaatkannya sebagai alat musik.

Adalah Corolis Elias Horhoruw, atau biasa dipanggil Opa Loli seorang pria paruh baya berasal dari Hutumuri, Kec. Leitimur Selatan, Kota Ambon tetap eksis dengan Paduan Tahuri miliknya sejak 1963.

Merupakan warisan dari sang Ayah, Loli sudah menghasilkan 9 generasi dari sanggar yang bernama Kakoya Tahuri Hutumuri.

Sebelum ada nama Tahuri, masyarakat meyebut kulibia dengan sebutan Uper.

Nama Tahuri sendiri didapat Loli dalam perjalanan spiritualnya ke Pulau Seram.

Bertemu dengan Kapitan Huaulu dan naik ke Manusela menjadi pengalaman yang tidak bisa dilupakan Loli.

Tidur di dalam liang kulibia kemudia sang Kapitan menjelaskan; "itu Tua Huri, Tua Hatur mese-mese"

Banyak penghargaan yang sudah diterima Loli, paling anyar yaitu gelar Maestro Seni Tradisi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek pada 2021.

Kini Loli bersama sanggarnya masih terus berproses.

Anak-anak usia Sekolah Dasar hingga Mahasiswa menjadi muridnya.

Satu yang menjadi cita-cita Loli yang belum tercapai, membawa anak-anak ini tampil membawa lagu Indonesia Raya di Istana Negara.


Tidak ada komentar