Yang tersembunyi di Desa Wowonda, Kab. Maluku Tenggara Barat, Maluku
22 Desember-31
Desember, Touchdown MTB
Bisa dibilang tujuan
saya dan teman saya kali ini adalah Trip Terselubung. Alih alih dengan alasan
mengunjungi teman kami yang sedang berduka, kami melakukan perjalanan ini
dengan niat dan tujuan kami yang berbeda. Si Ampi tujuanya pengen ketemu sama
ceweknya yang kebetulan tinggalnya berdekatan dengan kampungnya si Dommy
(tujuan kami) sedangkan saya tujuannya sih memang pengen jalan jalan ke sana
soalnya penasaran banget tentang Maluku Tenggara.
Hehe… gaklah. Memang
tujuan kita dari awal kesana untuk mengunjungi teman kami disana yang sedang
berduka kehilangan sang ayahanda tercinta. Kita sudah terlanjur berjanji kepada
almarhum untuk pergi kjalan jalan kesana tapi apa boleh buat. Beliau dipanggil
Tuhan lebih dulu sebelum kami menepati janji kami. Jadi setidaknya walaupun
beliau sudah tidak ada kami bisa melihat kuburan beliau sekalian menepati janji
kami untuk datang kesana. RIP Bpk. Marinus Yabarmase. We Love You!!!
Well..setelah sampai di
Saumlaki, ibukota Kab. MTB kami langsung menuju ke desa Wowonda tempat teman
kami tinggal. Selama perjalanan ke sana, kami disuguhi pemandangan yang masih
sangat hijau melewati hutan (untung jalannya sudah aspal dan udah ada signal)
Jarak desa Wowonda
sendiri sekitar 15 menit perjalanan menggunakan sepeda motor (ojek). Sesampainya
disana kami lngsung menyempatkan diri ke makam almarhum ayahanda dari teman
kami.Setelah itu, kami pun
berjalan turun ke desa di pesisir pantai. Desa wowonda sendiri terbilang cukup
luas. Rumah rumah disana berjejeran dari pesisire pantai sampai di perbukitan. Sampai
di depan Gereja Wowonda yang berada diperbukitan, mata saya langsung disuguhi
pemandangan yang luar biasa.
Desa Wowonda, Maluku Tenggara Barat |
Pemandangan dari atas bukit desa Wowonda |
Katanya di pesisir desa
ada sebuah goa yang mempunyai sejarah untuk penduduk desa setempat. Nama goanya
saya lupa. Konon katanya dulu tentara Jepang pernah menggunakan goa itu sebagai
benteng pertahanan.
Sontak saja kami
menjadi sangat penasaran dan ingin bertanya lebih banyak tentang goa tersebut. Lanjutnya;
goa itu pada jaman dahulu kala sangat berjasa bagi waga desa setempat, karena
dulu waktu perang antar desa terjadi disana. Goa tersebut menjadi tempat
persembunyian bagi anak anak, wanita, dan orang tua selama perang berlangsung.
Keesokan harinya,
sebelum kami pergi ke goa, kami dikumpulkan oleh pamannya teman kami dan
disuruh duduk dan kemudian beliau masuk kedalam rumah. Beberapa saat kemudian
beliau kembali dan memperbolehkan kami untuk pergi ke goa. Penasaran dengan si
paman saya pun bertanya kepada teman saya, dan dia menjawab kalo tadi pamannya
itu masuk kedalam rumah untuk berdoa sekaligus meminta ijin kepada para leluhur
mereka untuk kami ke goa tersebut. Mendengar itu saya langsung merinding euy….
Sepanjang perjalanan
menuju goa, kami menyusuri hutan bakau yang sangat ramah. Air laut yang sedang
surut saat itupun seakan akan menyambut kedatangan kami.
Sesampai di goa, saya
terkesima dengan keadaan goa yang sangat bersih hanya sekumpulan kelelawar dan
burung wallet yang kami jumpai disana. Tapi kami tetap waspada, soalnya sebelum
masuk ke goa kami sempat bertemu ular laut yang mungkin sedang mencari sarang
untuk bertelur. Kondisi didalam goa sangat gelap seperti goa goa lainnya. Bermodalkan
cahaya lampu yang kami bawa kamipun menyelusuri goa tersebut.
Jalan Masuk Goa |
Selesai menyelusuri goa
kami pun kembali ke desa. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan, khususnya pas
ketemu ular lautnya. Hehe….
Waktu yang singkat
membuat kami tidak bisa berlama lama menyelusuri desa Wowonda, mungkin lain
kali kami bisa mengeksplor sekaligus mencari tahu sejarah dan cerita cerita
disana.
See U!!!
Another corner of Wowonda Village, MTB
Ayo Ke Maluku
Another corner of Wowonda Village, MTB
Tidak ada komentar