Head

Breaking News

Mengintip Proses Bertelur Penyu dan Menetas Tukik di Desa Kayeli, Pulau Buru, Maluku

Tukik Penyu Lekang di Desa Kayeli, Pulau Buru, Maluku

Melihat penyu bertelur secara langsung menjadi salah satu momen terbaik bagi saya. Tidak hanya penyu bertelur, saya juga berkesempatan untuk menyaksikan detik-detik menetasnya tukik-tukik lucu yang keluar dari dalam pasir.

Tahun 2016, di Desa Kayeli, Pulau Buru, Maluku tepatnya. Saya mendapat tugas liputan (saat masih kerja di iNews TV) kegiatan salah satu Yayasan yang bergerak dalam bidang konservasi.

Ya, Yayasan Wallacea pada saat itu melaksanakan kegiatan konservasi penyu di sana. Melalui salah satu rekan kuliah saya dulu Glen, kami tinggal di Desa Kayeli kurang lebih satu minggu untuk menyaksikan momen ini.

Singkat cerita, kami berinisiatif untuk membuat tenda di Pantai Suket tempat bertelurnya si penyu lekang dan hijau disana.

Tradisi Tipar Mayang di Maluku

Malam pertama kami tidak beruntung, malam kedua juga masih belum beruntung.

Saat malam ketiga, ditemani oleh rekan kerja saya Helmy dan Glen serta 3 warga lokal disana ada Halimpo, Asdar dan Sogi kami beruntung, ada 1 ekor penyu yang naik bertelur.

Perlahan si induk penyu lekang mulai naik ke pesisir pantai dengan pasir hitam tersebut dan mulai menggali lobang untuk sarangnya.

Terlihat sang penyu mengeluarkan air matanya saat bertelur dengan puluhan hingga ratusan buah telur. Sesekali suaranya terdengar seakan menahan sakit.

Pantai Suket, Desa Kayeli, Pulau Buru
Sekitar 20 hingga 30 menit, si penyu mulai menutup lubang dengan pasir kemudian perlahan kembali ke laut.

Setelah itu dibuatlah semacam pelindung mengelilingi tempat telur itu untuk menjauhkan predator yang bisa memakan telur penyu seperti Biawak.

Biasanya butuh 40 sampai 60 hari untuk masa inkubasi telur untuk menetas. Keberhasilannya pun sekitar 40-70% total telur yang akan menetas tergantung suhu pasir.

Masjid Paling Tua di Maluku ada di Kaitetu

Beberapa hari kemudian kami cukup beruntung mendapati 2 lubang telur menetas, dan keluarlah para tukik-tukik mungil yang cantik.

Terlihat dengan susah payahnya para makhluk mungil ini bahu membahu keluar dari dalam pasir.

Setelah keluar, kemudian mereka pun langsung menuju ke laut, seakan akan sudah tahu dimana mereka harus pergi.

Awalnya tujuan Yayasan Wallacea untuk menjadikan kawasan ini sebagai kawasan ekowisata di Pulau Buru, Maluku.

Namun apa daya, aktivitas penambangan emas liar di Gunung Botak menjadi masalah tersendiri di Desa Kayeli, mulai dari pencemaran hingga aktivitas lainnya yang berbahaya bagi lingkungan sekitar.

Induk Penyu Lekang yang sedang menggali lobang untuk bertelur

Proses bertelur penyu dalam lobang pasir

Detik-detik tukik mulai keluar dari dalam lobang

Penampakan tukik yang baru keluar dari dalam lobang

Tidak ada komentar