Sidat Raksasa (sejenis belut) di Desa Larike, Ambon
Puluhan sidat (Anguilla sp) yang panjangnya rata-rata lebih
dari satu meter dengan diameter di atas 10 sentimeter, segera datang
begitu Abdullah Sia (43) menuangkan air bercampur darah ikan laut.
Sidat
yang menyerupai belut raksasa itu, hidup terjaga di sungai di Desa
Larike, Kecamatan Leihitu, Ambon, seperti terpantau pada hari Minggu
(24/6/2012) ini. Aturan adat melarang warga mengambil ikan yang biasa
berkembangbiak di lautan dalam ini.
Setelah menetas, benih sidat
biasanya akan masuk ke sungai-sungai yang cocok habitatnya dan tumbuh
besar di perairan tawar hingga usia puluhan tahun.
"Waktu saya
kecil, ikan ini memang sudah ada. Kami bisa menyebutnya morea. Tetapi,
setelah tahun 2000 jumlahnya makin banyak dan ukurannya besar-besar,"
kata Abdullah.
Pagi itu, puluhan ikan sidat raksasa dengan lahap
menyerbu ikan laut yang diberikan Abdullah. Gerombolan sidat itu datang
dari cerukan kecil di tebing sungai, lalu menuju Abdullah berdiri. Tubuh
sidat yang besar, menggelepar di air dangkal, saling berebut ikan.
Walaupun bentuknya mengerikan, sidat itu begitu jinak.
"Banyak turis yang ke sini untuk mengambil gambarnya. Ikan ini terjaga di Larike," katanya.
Selain
di Larike, ikan sidat juga bisa ditemukan di kolam air di Desa Waai,
Kecamatan Tuhelu, Ambon. Di desa ini, sidat ini juga menjadi daya tarik
wisata dan biasa diberi makan telur ayam atau sisa-sisa makanan dapur.
Bagi masyarakat Jepang dan Korea, sidat merupakan salah satu makan
an favorit dan berharga mahal. Sidat dipercaya kaya kandungan gizi.
Ikan ini saat ini terus menyusut populasinya dan belum bisa
dikembangbiakkan.
sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar